Menyelusuri Pesona Wisata Alam Tersembunyi Desa Gumantar, Kayangan

23 Januari 2024Dyah Ayu L F
thumnail

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai potensi ekowisata yang ada di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Ekowisata disini masih sangat alami dan belum dikenal banyak wisatawan dari luar seperti tiu (air terjun), lokok (mata air), dan Hutan Adat. Tiu merupakan istilah local Bahasa Sasak untuk menyebut pusaran air dari air terjun. Di Dusun Dasan Beleq terdapat 3 air terjun tersembunyi di tengah hutan tropis dan menjadi pesona alam gumantar. Air terjun ini sudah ada sejak dahulu kala, tetapi baru ditetapkan sebagai wisata sejak tahun 1995. Salah satu tokoh yang ikut menetapkan adalah Bapak Majidap. Tidak ada biaya retribusi untuk masuk ke Tiu ini, tetapi sebaiknya didampingi warga lokal untuk melakukan perjalananya.

Tiu Ngumbak

Tiu Ngumbak

Ngumbak memiliki 2 arti, yang pertama artinya menggendong karena air terjun tersebut terlihat bersusun dari kejauhan. Yang kedua Ngumbak berarti berombak karena air terjun ini berombak seperti air laut. Air Terjun Tiu Ngumbak ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Airnya jatuh dari ketinggian 40 meter dan langsung mengenai bebatuan dan menghasilkan aliran air seperti ombak. Itulah mengapa air terjun ini dikatakan Tiu Ngumbak. Air terjun ini memang belum banyak dikenal wisatawan, kebanyakan hanya masyarakat lokal yang berkunjung karena letaknya masih cukup tersembunyi di Desa Adat Dusun Dasan Beleq.

Tiu Lawean

Tiu Lawean

Tiu Lawean berasal dari kata Lawean yang berarti menjatuhkan barang secara tidak sengaja sehingga barang tersebut terjun atau jatuh dengan bebas. Diceritakan, dahulu kala ada seorang tokoh adat yang pergi ke hutan untuk mencari rotan lalu beristirahat di kawasan air terjun, ketika sedang beristirahat ia dikejar oleh babi hutan lalu berlari mendekati air terjun tersebut, sampai di air terjun tiba tiba ia menunduk di samping batu, sehingga babi hutan itu jatuh ke arah air terjun. Air terjun ini merupakan wisata alam yang menawan, meskipun kecil-kecil.

Tiu Geransing

Tiu Geransing

Selain Tiu Ngambek dan Tiu Lawean, ada pula Tiu Geransing. Air terjun ini Letaknya bersebelahan dengan Tiu Lawean. Tiu Geransing berasal dari kata asing, diceritakan pada zaman dahulu ada seorang tokoh adat dari desa Gumantar yang menentang penjajahan dari Belanda sehingga tokoh adat tersebut dikejar oleh Belanda lalu mengasingkan diri dan bersembunyi di goa yang terdapat di dekat air terjun tiu geransing tersebut. Untuk jalurnya bukanlah jalur setapak, kanan kirinya jurang dan hutan, jadi pengunjung harus memarkir motornya agak jauh dan harus jalan menuju air terjun.

Aksesbilitas

Dari pusat kota Mataram memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan. Jarak tempuh air terjun ini dari dusun desa Beleq adalah 3.5 KM dengan waktu tempuh sekitar 45 menit sampai di lokasi parkir. Selanjutnya wisatawan akan berjalan kaki sekitar 30 menit lagi untuk mencapai Tiu Ngumbak. Perjalanan dimulai dengan melewati pemukiman masyarakat yang masih mempertahankan budaya asli Suku Sasak dan menjadi kearifan lokal masyarakat. Kita dapat melihat rumah adat khas Lombok yang terbuat dari anyaman bambu kemudian dilanjutkan dengan melewati perkebunan kopi dan kakao milik warga. Jadi, berkunjung kesini selain berpetualang alam juga berwisata budaya. Meskipun sedikit ekstrim tetapi track ini akan sangat seru dan memberikan experience yang berbeda.

Pengelolaan

Untuk saat ini pengelola wisata adalah para pemuda desa yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jagaraganta. Mereka membekali diri dengan keterampilan menjadi pemandu wisata upaya menyiapkan diri menjadi desa wisata budaya.

Lokasi air terjun yang sulit dijangkau turut menandakan keterbatasan fasilitas wisata yang tersedia. Terjadinya gempa Lombok di tahun 2018 menyebabkan kerusakan cukup besar pada jalur menuju air terjun. Oleh karena itu setiap pengunjung harus menyiapkan tenaga dan membawa bekal sendiri. Selain tiu, ada juga wisata alam yang berada di Desa Gumantar misalnya Lokok Beleq, Lokok Bikuk, dan Lokok Jorong. Lokok merupakan sebutan untuk mata air dalam Bahasa Sasak. Saat ini lokok sendiri belum dijadikan tujuan wisata dan belum dikelola oleh masyarkat. Oleh karena itu lokok berpotensi untuk dijadikan wisata alam juga.

Lokok Beleq

Lokok Beleq

Lokok Beleq terletak di Dusun Dasan Tereng. Aksesnya bisa ditempuh dengan motor, tetapi untuk menuju mata airnya harus jalan kaki menuruni bukit kurang lebih 8 menit. Waktu terbaik datang kesini adalah pagi hari dibawah jam 8 atau setelah jam 3 sore untuk menghindari teriknya matahari. Disini kita dapat menikmati segarnya mata air yang mengalir dan indahnya matahari terbenam ketika pulang dari Lokok Beleq.

Lokok Bikuk

Lokok Bikuk

Lokok Bikuk sebenernya adalah sumber mata air warga Dusun Gumantar. Letaknya berada didepan Masjid Kuno yang tidak jauh dari SDN 2 Gumantar. Masyarakat sekitar sangat bergantung dengan mata air ini. Apabila kita datang sore hari, kita akan bertemu dengan warga yang sedang mencuci baju, mencuci piring, atau mandi disini. Tidak perlu sungkan untuk bergabung karena warga Gumantar sangatlah ramah.