Nyongkolan adalah salah satu tradisi dari prosesi perkawinan adat Suku Bangsa Sasak. Prosesi ini berupa iring-iringan pengantin yang dilakukan dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan dalam suasana penuh kemeriahan.
Nyongkolan biasanya dilakukan pada malam hari, dengan diiringi oleh seperangkat gamelan dan para penari. Pengantin diarak dengan menggunakan tandu yang dihiasi dengan kain dan bunga-bunga. Para pengiring juga mengenakan pakaian adat Sasak yang berwarna-warni.
Nyongkolan merupakan simbol dari persatuan dan kegembiraan. Tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada kedua mempelai dan keluarga mereka. Nyongkolan juga merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk ikut merayakan kebahagiaan kedua mempelai.
Proses Nyongkolan biasanya dimulai dengan acara baralek, yaitu upacara penyambutan pengantin laki-laki di rumah pengantin perempuan. Setelah itu, pengantin diarak mengelilingi kampung sambil diiringi oleh para penari dan musik. Prosesi ini diakhiri dengan acara tepung tawar, yaitu upacara pembersihan dan pemberkatan pengantin.
Nyongkolan merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Sasak. Tradisi ini merupakan warisan budaya yang bernilai tinggi dan perlu dijaga agar tidak hilang ditelan zaman.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prosesi Nyongkolan:
Hari dan waktu pelaksanaan Nyongkolan biasanya ditentukan oleh kedua mempelai dan keluarga mereka.
Tempat pelaksanaan Nyongkolan biasanya dilakukan di rumah mempelai laki-laki dan rumah mempelai perempuan.
Para pengiring Nyongkolan biasanya mengenakan pakaian adat Sasak.
Musik yang digunakan dalam Nyongkolan biasanya adalah gamelan.
Nyongkolan biasanya diakhiri dengan acara tepung tawar
Jika Anda ingin menyaksikan prosesi Nyongkolan, Anda dapat mengunjungi Lombok pada bulan-bulan tertentu, seperti bulan Agustus dan September. Pada bulan-bulan tersebut, biasanya banyak diadakan pernikahan adat Sasak yang disertai dengan prosesi Nyongkolan.